Pembicaraan mengenai kripto memang selalu menarik untuk disimak. Pasalnya, aset digital cryptocurrency yang sedang naik daun ini rupanya mendapat antusiasme yang besar dari masyarakat di tanah air. Salah satu alasannya adalah karena sejumlah mata uang kripto memiliki harga yang relatif stabil dan mengurangi risiko kerugian bagi pemiliknya. Meskipun begitu, tetap saja tak menutup fakta jika saat ini pun berseliweran hoax-hoax soal kripto yang cukup meresahkan.
Benar, perhatian besar yang diberikan publik dunia rupanya juga memunculkan kekhawatiran yang berlebihan dari berbagai pihak. Mulai dari dianggap mengancam peran uang negara, digunakan untuk tindakan ilegal yang melawan hukum, hingga bertentangan dengan norma agama. Lalu, bagaimana kebenarannya? Berikut adalah beberapa anggapan keliru mengenai kripto yang perlu Anda tahu kebenarannya.
Hoax-Hoax Soal Kripto yang Sering Ditelan Mentah-Mentah
Tak dapat dipungkiri jika kemajuan teknologi membuat informasi bisa dengan mudah diakses dan disebarluaskan. Akan tetapi, kondisi tersebut juga menimbulkan dampak buruk. Salah satunya, penyebaran hoax-hoax yang tak bisa dikendalikan. Tak terkecuali, hoax-hoax soal kripto yang sudah terlanjur melahirkan citra buruk di masyarakat tertentu. Nah, berikut ini adalah beberapa anggapan keliru tentang kripto yang harus Anda kebenarannya!
Baca Juga : Banyak yang Tidak Tahu! Ini Cara Melakukan Diversifikasi Trading Kripto
- Investasi kripto tidak aman
Maraknya pemberitaan mengenai peretasan dan tindak kriminal di ranah digital lainnya membuat publik bertanya-tanya: apakah investasi kripto aman? Pasalnya, beredar anggapan bahwa Bitcoin, Ethereum dan mata uang digital lainnya adalah produk ilegal yang secara otomatis tidak berada dalam pengawasan pemerintah.
Perlu Anda ketahui, sistem Blockchain bersifat desentralisasi. Sehingga hampir tidak mungkin disusupi virus ransomware yang membuat internet rentan dan tidak aman seperti ketakutan publik beberapa tahun terakhir. Terlebih lagi, Oscar Darmawan yang merupakan CEO Bitcoin Indonesia menjelaskan jika BTC maupun mata uang kripto lainnya sudah legal dan telah terdaftar sebagai komoditas yang aman diperjualbelikan di Kementerian Perdagangan.
- Jenis investasi yang hanya cocok untuk anak muda
Di antara hoax-hoax soal kripto yang banyak ditelan mentah-mentah berikutnya adalah anggapan bahwa kripto merupakan investasi yang hanya cocok untuk milenial saja. Kondisi ini tentu bukan tanpa alasan. Nilai dari Bitcoin salah satu mata yang kripto yang terus meningkat dengan cepat dalam 10 tahun terakhir bahkan mengungguli investasi saham membuatnya populer di kalangan anak muda.
Anggapan tersebut diperkuat dengan survei Harris Poll pada 2019 seperti yang dilansir suara.com bahwa lebih dari 30% milenial lebih memilih investasi kripto dibandingkan obligasi pemerintah, saham, dan properti. Hasil tersebut setidaknya sudah cukup mengindikasikan bahwa investasi di pasar kripto yang telah berkembang dengan baik beberapa tahun terakhir ini menarik untuk dilakukan.
Baca Juga : Apakah Vechain Cocok Untuk Investasi? Temukan Jawabannya Di Sini
Akan tetapi apakah survei yang seluruh respondennya adalah milenial bisa dijadikan acuan generasi sebelumnya tidak cocok melakukan investasi ini? Jawabannya adalah tidak. Salah satu alasannya adalah sistem blockchain yang digunakan dalam cryptocurrency sebenarnya sudah sangat akrab dan familiar di generasi X. Sehingga hoax tentang kripto yang menyebutkan bahwa hanya milenial saja yang cocok investasi di dunia kripto ini tidak benar.
- Mata uang kripto hanya Bitcoin saja
Apakah hoax-hoax soal kripto membenarkan mata uang kripto hanya Bitcoin? Banyaknya pembicaraan tentang Bitcoin seringkali disalah pahami dengan menganggap bahwa mata uang kripto hanya Bitcoin saja. Padahal, Bitcoin hanyalah satu dari 5000 lebih mata uang kripto yang terdaftar di Coinmarketcap. Lalu, mengapa Bitcoin atau yang dikenal dengan BTC ini lebih populer dibanding Ethereum, Ripple, Tether, dan mata uang kripto lainnya?
Setidaknya ada dua alasan mendasar yang membuat Bitcoin sangat populer di kalangan masyarakat. Pertama adalah karena ia lebih dulu dikenal konsumen dan mendapat perhatian publik dunia, dan yang kedua karena Bitcoin memiliki harga yang relatif konstan. Sehingga sampai saat ini pun, orang tetap menyebut kripto sama dengan Bitcoin meskipun aset kripto sangat banyak.
- Nilai kripto naik-turun
Tidak hanya menjadi investasi yang sedang digandrungi berbagai kalangan di seluruh dunia, cryptocurrency juga menjadi alternatif transaksi tunai yang berkembang pesat. Akan tetapi, adanya anggapan bahwa nilai kripto yang fluktuatif atau naik turun memungkinkannya menguntungkan salah satu pihak, sejumlah kalangan enggan.
Baca Juga : Berapa Modal Investasi Minimal Untuk Trading Bitcoin?
Lalu, benarkah jika hoax-hoax soal kripto yang menyebutnya cenderung merugikan itu benar? Perlu diketahui, harga kripto yang berubah-ubah adalah hal wajar. Ini karena setiap komoditi seperti emas maupun aset berharga lainnya miliki harga fluktuatif yang dipengaruhi berbagai faktor. Sehingga naik turunnya harga kripto ketika dikonversikan menjadi uang negara dianggap sebagai kondisi yang wajar. Lalu, bagaimana masa depan uang kripto? Apakah seratus tahun ke depan kripto masih tetap diminati?
Di Indonesia sendiri, investasi uang kripto bukanlah tindakan yang melawan hukum. Statistik menunjukkan bahwa sudah ada lebih dari 6,5 juta orang merupakan investor aset kripto. jumlah tersebut bahkan dinilai mengalahkan jumlah investor di pasar modal yang mencapai 5.088.093 orang pada pertengahan 2021. Mengingat pertumbuhannya yang pesat, ‘demam’ kripto ini dinilai tidak akan berhenti sampai di sini saja. Sehingga tidak menutup kemungkinan jika Bitcoin maupun mata uang kripto lainnya akan tetap diminati hingga seratus tahun ke depan.
- Digunakan untuk tindakan kriminal dan terorisme
Kripto memang tidak bisa dijauhkan dari pemberitaan negatif. Satu lagi hoax-hoax soal kripto yang meresahkan adalah dijadikannya mata uang digital ini dalam tindakan kriminal dan terorisme. Tapi, benarkah demikian?
Dalam teknisnya, kripto menggunakan teknologi blockchain. Sistem ini bekerja dengan cara mendesentralisasikan data ke seluruh jaringan yang tergabung dengannya. Sehingga untuk seluruh transaksi yang dilakukan dengan sistem ini telah melalui proses enkripsi dan verifikasi lebih dahulu. Tidak bersinggungannya kripto dengan lembaga keuangan dalam transaksi membuatnya lebih aman melindungi data pribadi para penggunanya.
Sayangnya, keunggulan tersebut membuat Bitcoin sebagai salah satu mata uang kripto digunakan untuk berbagai transaksi ilegal, seperti transaksi jual-beli obat-obatan, pencucian uang, hingga aksi terorisme. Keresahan akan hal ini dilatarbelakangi terjadi setelah penangkapan Zoobi Shahnaz pada tahun 2017 yang menggunakan Bitcoin untuk menyokong biaya operasional ISIS.
Tak dapat dipungkiri jika aksis terorisme adalah kejahatan kemanusiaan yang dikecam oleh seluruh negara. Sementara itu, hoax-hoax soal kripto yang dijadikannya pundi-pundi Bitcoin Shahnaz untuk ISIS membuat publik cukup tercengang. Lalu, apakah kripto benar terlibat dengan aksi terorisme ini? Nyatanya, tidak! Sebab berdasarkan informasi terpercaya, diketahui jika perempuan Pakistan-Amerika tersebut lebih dahulu menukarkannya dengan dollar sebelum dibagikan ke kelompok-kelompok kecil ISIS di berbagai negara.
- Mata uang kripto akan gantikan mata uang negara
Memang benar bahwa antusiasme masyarakat yang besar terhadap cryptocurrency juga menjadi sebab lahirnya sensitivitas yang berlebihan. Salah satunya adalah kekhawatiran berbagai pihak jika mata uang kripto nantinya bisa menggeser peran dari mata uang negara. Hoax tentang kripto ini membuat banyak negara melarang berbagai transaksi dengan menggunakannya.
Padahal, bisa dikatakan bahwa kekhawatiran menjawab hoax tersebut tidak akan terjadi. Hal ini karena mata uang negara dan mata uang kripto berada pada peran yang berbeda. Ya, jika mata uang negara adalah alat pembayaran yang sah untuk semua transaksi di negara tertentu, kripto adalah aset digital yang sama perannya seperti emas ataupun perak. Dengan begitu, untuk menggunakannya dalam transaksi, mata uang kripto harus lebih dulu dikonversikan ke dalam mata uang negara.
Menilik tanah air misalnya, Bank Indonesia sudah menegaskan bahwa uang kripto tidak mungkin menjadi alat pembayaran yang sah sebagaimana Rupiah. Sehingga menyikapi hoax-hoax soal kripto yang disebut-sebut akan menggantikan uang negara, tentu saja tidak.
- Investasi kripto haram!
Pemberitaan yang cukup meresahkan berikutnya adalah mengenai hukum halal-haramnya investasi uang kripto. Tak dapat dipungkiri jika persoalan hukum ini menjadi hal yang cukup runyam. Pasalnya, terjadi cukup banyak perdebatan ketika ditinjau di berbagai bidang keilmuan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sendiri pernah memberikan catatan terkait Bitcoin sebagai salah satu mata uang kripto yang menyebutnya lebih dekat dengan gharar.
Baca Juga: Apa Itu FOMO Dan Kaitannya Dengan Bitcoin
Sementara itu, dalam bahtsul masail yang dilaksanakan oleh Indonesia Lawyer Firm (ILF) pada 19 Juni 2021 dengan menghadirkan sejumlah ulama, ahli fikih dan narasumber umum memberikan hasil yang tidak jauh berbeda. Di antara hasil dari bahtsul masail halal haramnya transaksi kripto adalah sebagai berikut:
- Dalam tinjauan fikih, aset kripto adalah mal atau kekayaan.
- Karena merupakan kekayaan, maka (kripto) sah dipertukarkan asalkan tidak terjadi gharar.
- Dihimbau supaya masyarakat tidak mudah melakukan transaksi ini jika tak memiliki cukup pengetahuan tentang cryptocurrency.
- Mendorong pemerintah supaya membuat regulasi ketat untuk menghindari penyalahgunaan dan penyimpangan dalam transaksi kripto.
Meskipun begitu, seperti yang telah kita ketahui bersama, investasi kripto di Indonesia bukanlah tindakan yang melawan hukum. Bahkan kripto sendiri telah diakui sebagai komoditas berjangka yang berpotensi tumbuh dan dijadikan sebagai alternatif pembayaran non tunai yang digemari. Sehingga kelonggaran hukum halal-haram kripto ini bisa diatasi dengan memastikan tidak terjadinya gharar atau kemungkinan dapat merugikan orang lain.
Nah, itulah beberapa hoax-hoax soal kripto yang perlu Anda ketahui kebenarannya. Mengingat perubahan tak selalu mudah untuk diterima, tidak mengherankan jika ada kemungkinan sejumlah pihak memang sengaja menyebarkan informasi tidak benar. Karena itulah, memastikan informasi diperoleh dari sumber yang terpercaya adalah langkah paling bijak yang bisa Anda lakukan.
Leave a Reply