Di dunia kripto, ada banyak kondisi yang umumnya dijumpai bahkan kondisi ini berpengaruh terhadap bursa pasar saham maupun jenis produk keuangan/aset lainnya, contohnya saja istilah panic selling. Nah, apa itu panic selling?
Panic selling merupakan istilah pada situasi atau kondisi yang membuat para investor maupun trade melakukan penjualan asetnya secara panik. Lebih jelasnya mengenai pembahasan panic selling Anda bisa memahaminya di artikel kali ini.
Mengenal Apa itu Panic Selling pada Kripto?
Panic selling merupakan sebuah istilah yang merujuk pada suatu kondisi di mana penjualan saham dilakukan dengan volume besar di pasar, kondisi ini bisa terjadi di pasar secara keseluruhan atau dengan terbatas pada saham tertentu.
Panic selling yang terjadi keseluruhan biasanya disebabkan oleh beberapa faktor baik itu volume jual yang lebih mendominasi daripada volume beli di hampir segala jenis saham yang aktif untuk ditransaksikan, saham yang mengalami peningkatan nilai, volume dan frekuensi transaksi.
Selain itu, kebanyakan saham yang ditransaksikan mengalami penurunan harga, hal ini bisa menyebabkan terjadinya penurunan indeks saham.
Sementara itu panic selling yang terjadi secara terbatas umumnya pada saham atau portofolio investasi tertentu.
Contohnya panic selling yang terjadi pada saham A, sementara keseluruhan pasarnya berlangsung secara kondusif.
Lain halnya jika panic selling terjadi secara terbatas hanya pada saham atau portofolio tertentu saja. Misalnya terjadi panic selling terhadap saham ABC, sementara secara keseluruhan pasar berlangsung kondusif.
Maka peningkatan transaksi terjadi secara signifikan hanya pada saham ABC dan koreksi harga yang dialami sebatas harga saham tersebut.
Misalnya saham ABC merupakan market leader, maka dampaknya bisa berakibat penurunan harga pada saham sektor sejenis ABC.
Peningkatan transaksi secara signifikan hanya terjadi pada saham ABC dan koreksi harga yang terjadi hanya sebatas pada harga saham ABC.
Apabila saham ABC itu menjadi market leader, maka imbasnya bisa saja berupa penurunan harga pada sektor saham sejenisnya.
Dari namanya kita tahu bahwa panic selling merupakan kondisi yang terjadi secara panik. di mana para investor menjual portofolio dengan pikiran yang panik atau tidak berpikir jernih, tenang dan logis.
Penyebab terjadinya Panic Selling
Umumnya, panic selling dilakukan tanpa mempertimbangkan fundamental, hal ini menyebabkan gelombang yang menakutkan sebab kondisi panik yang terjadi tidak hanya satu atau dua investor saja melainkan pada sebagian besar investor di pasar.
Ada banyak faktor yang membuat terjadinya panic selling. Namun, inti permasalahan dari panic selling adalah adanya perkembangan informasi yang mengakibatkan sentimen negatif di pasar.
Bisa kita lihat contoh penyebab panic selling pada trading didasarkan pada empat kategori di bawah ini di antaranya:
Phoney Panics
Phoney Panics merupakan jenis panic selling yang terjadi ketika para trader menerima informasi secara mudah tanpa mengecek kebenarannya terlebih dahulu.
Umumnya ini terjadi pada trader yang hanya ikut-ikutan dalam trading seperti trader pemula yang belum bisa memahami kondisi atau situasi pasar di saat itu.
Self Induced
Self induced merupakan panic selling yang biasanya disebabkan oleh trader itu sendiri. penyebab yang paling umum disebabkan oleh kepanikan mereka saat melihat trader lain menjual mata uang, akhirnya mereka mengikuti langkah trader tersebut.
Panic selling ini disebabkan oleh trader yang takut mengalami kerugian sebab tetap memegang mata uang yang dimiliki tersebut.
Contagious Panic
Contagious panic merupakan salah satu kategori yang hampir sama dengan self induced, akan tetapi jenis ini hanya terjadi saat trader tertular kepanikan yang sedang terjadi saat itu.
Misalnya Anda melihat trader lain menjual aset dengan volume besar, maka Anda tanpa pikir panjang mengikuti langkah tersebut juga.
Real Panics
Real panics merupakan jenis panic selling yang memang disebabkan oleh keadaan yang sedang benar-benar terjadi saat itu.
Contohnya di saat terjadi krisis ekonomi yang membuat kepanikan para investor dan trader sehingga berani mengambil keputusan untuk menjual aset tanpa mempertimbangkan jangka panjang.
Umumnya ini memang disebabkan oleh informasi yang akurat, sehingga mengharuskan para trader atau investor menjual mata uang atau asetnya.
Nah itulah beberapa jenis panic selling dan faktor pemicunya. Dengan memahami ini Anda bisa memahami dan mengenali situasinya terlebih dahulu sebelum melangkah pada keputusan untuk menjual saham dengan volume besar-besaran.
Apa Dampak Panic Selling?
Panic selling umumnya dianggap sebagai biang masalah di saat indeks harga saham di pasar bursa mengalami penurunan yang tajam atau anjlok.
Sebab, di setiap kali indeks saham mengalami anjlok, bahkan lebih dari 5 persen dalam sehari, maka muncul istilah panic selling di pasar yang artinya sedang di kondisi panic selling. Hal inilah yang membuat panic selling menjadi sosok yang menakutkan di pasar bursa.
Tak hanya itu, anggapan ini bukan hanya terjadi di BEI—Bursa Efek Indonesia saja, melainkan juga pada pasar bursa-bursa lainnya di tingkat dunia tak terkecuali bursa di Wall Street.
Frederik Rasali selaku Analis Artha Sekerutis pun menyebutkan bahwa tekanan pasar di Indonesia disebabkan oleh adanya tindakan atau aksi panic selling yang berasal dari para investor menjadikan salah satu pemicu January Effect yang biasanya dialami pada awal bulan saja, kemudian dengan adanya transaksi yang terhambat hal itu akan teredam.
Kesimpulan Inti apa itu panic selling pada dampaknya ialah berdampak terhadap pasokan saham yang menjadi meningkat dan harga saham mengalami penurunan dengan tajam atau anjlok.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk Anda mengetahui bagaimana cara menghadapi panic selling dengan benar.
Cara Menghadapi Panic Selling yang Tepat
Untuk menghindari dan menghadapi masa-masa panic selling, beberapa cara dan tips di bawah ini Anda bisa mencobanya.
Pilihlah Perusahaan yang Memiliki Fundamental Baik
Di saat Anda ingin membeli sebuah saham, Anda harus memahami perusahaan tersebut secara keseluruhan, termasuk fundamental yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Agar Anda bisa selektif dalam menentukan perusahaan layak untuk diinvestasikan, pahami aspek fundamental yang dimiliki oleh perusahaan tersebut.
Mencari tahu informasi secara lengkap dan keseluruhan terkait fundamental perusahaan memang membutuhkan banyak waktu, akan tetapi ini akan menciptakan rasa tenang sekalipun pasar mengalami bearish.
Baca Berita Sewajarnya
Jika Anda mendapatkan paparan berita saham, sebaiknya Anda membaca berita dengan secukupnya saja hanya mengenai pada berita-berita yang berkaitan dengan saham yang dimiliki.
Sebab paparan berita saham yang berlebihan ini dapat memicu rasa takut dan tidak tenang sehingga menimbulkan panic selling.
Tunggu Kepanikan Selesai
Jika Anda mengalami kepanikan pasar modal, pertama yang harus dilakukan ialah menenangkan diri dan tidak boleh melakukan transaksi di bursa lebih dulu.
Jika Anda merasa sudah tenang dan memahami penyebab kepanikan di bursa serta efek pada saham yang Anda miliki, maka Anda bisa melakukan investasi yang sesuai dengan rencana yang dituju sebelumnya.
Bahkan jika diperlukan Anda bisa membuat rencana baru untuk menyesuaikan kondisi baru yang terjadi.
Simpan Saham yang Ada
Jika Anda sudah memahami kondisi kepanikan pasar modal dan jika trennya ikut bearish, Anda tidak perlu panik dengan harga saham yang mulai turun, hal ini sangat wajar.
Pastikan dahulu performa keuangan perusahaan saat itu dan prospek kedepannya dengan melakukan analisis fundamental.
Jika prospeknya masih terbilang baik terutama untuk jangka panjang investasi, Anda bisa Menyimpan saham tersebut tanpa perlu menjual nya.
Siapkan Uang Cash
Meskipun Anda memiliki investasi bukan berarti tidak perlu memiliki cash. Sebagai antisipasi terjadinya masa krisis, pastikan Anda memiliki uang cash.Dengan adanya uang cash ini, Anda tidak perlu merasa panic saat masa krisis terjadi, sebab Anda masih bisa memenuhi kebutuhan dengan uang cash tersebut.
Demikianlah penjelasan mengenai cara dan trik untuk menghadapi masalah panic selling. Dengan mengikuti tips dan trik di atas, Anda bisa menghadapi masa-masa panic selling secara bijak dan profesional.
Kesimpulan
Jadi Apa itu Panic selling? Panic selling merupakan salah satu istilah yang merujuk pada kondisi terjadinya penjualan saham yang dilakukan secara besar-besaran oleh para investor maupun trader.
Penyebab terjadinya panic selling ini disebabkan oleh beberapa faktor berdasarkan pada jenis atau golongan panic selling, mulai dari berita yang tidak pasti, hanya ikut-ikutan, atau memang benar-benar sedang mengalami krisis harga aset saham.
Akan tetapi sebelum memutuskan untuk melakukan tindakan tersebut, Anda baiknya Anda menghadapinya secara bijak sehingga tidak berakibat fatal pada pengaruh harga dan pemasukan aset saham.
Dengan memahami tips-tips menghadapi panic selling, Anda bisa menghadapinya dengan cermat di saat mengalami masa-masa tersebut.
Demikianlah penjelasan terkait apa itu panic selling di dunia crypto. Semoga pembahasan artikel ini bermanfaat bagi Anda untuk bermain trading atau investasi di dunia crypto secara bijaksana untuk meraih keuntungan dari kripto dengan lebih banyak.
Leave a Reply